KONTROVERSI PUTUSAN KASASI MAHKAMAH AGUNG ATAS PERUBAHAN VONIS FERDY SAMBO DALAM FRAMING PEMBERITAAN TEMPO.CO DAN KOMPAS.COM

Media adalah sarana penyumbang informasi paling besar yang dibutuhkan oleh publik. Berbagai terpaan isu yang beredar, membuat media menjadi semakin gencar memainkan perannya dalam memenuhi kebutuhan publik akan berita fakta. Media memiliki kemampuan untuk berperan sebagai institusi yang dapat membentuk opini publik. Pembatalan hukuman mati bagi Ferdy Sambo kembali memunculkan kontroversi penetapan hukuman tersebut di Indonesia. Melihat sejarah dan perkembangannya, terdapat sejumlah pertentangan dalam penerapannya di Indonesia. Ferdy Sambo, terpidana kasus pembunuhan Brigadir Yoshua Hutabarat, ramai diberitakan di media massa dan media sosial. Hal ini terkait dengan putusan kasasi Mahkamah Agung yang membatalkan hukuman mati bagi Sambo dan diubah menjadi hukuman seumur hidup. Media yang turut memberitakan isu kontroversi putusan kasasi Mahkamah Agung atas perubahan vonis hukuman Ferdy Sambo adalah Tempo.co dan Kompas.com. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui framing pemberitaan kontroversi putusan kasasi Mahkamah Agung atas perubahan vonis Ferdy Sambo dalam framing pemberitaan tempo.co dan kompas.com menggunakan metode penelitian kualitatif dengan paradigma konstruktivis. Penelitian ini menggunakan teori Robert N. Entman yang menggunakan empat unsur framing yaitu define problem, diagnose causes, make moral judgment dan treatment recommendation. Dari keseluruhan penelitian ini peneliti mendapati kedua media ini menunjukan sikap keberpihakan terhadap kelompok tertentu. Tempo.co disini terlihat memihak pada Ferdy Sambo dengan mengkonstruksikan berita bahwa putusan kasasi Mahkamah Agung terhadap perubahan vonis hukuman Ferdy Sambo sudah tepat. Media Kompas.com ingin menunjukan sikap keberpihakan terhadap korban dan masyarakat bahwa hukuman seumur hidup tidak cukup untuk terdakwa Ferdy Sambo yang terbukti bersalah.

Kata Kunci: Putusan Kasasi Mahkamah Agung, Robert N. Entman, Framing