Tren konsumsi kopi robusta pada tingkat usia di OKU Selatan

Konsumsi kopi di Indonesia menduduki peringkat nomor 1di Asia Tenggara yaitu mencapai 294.000 ton pada tahun 2019, naik 13,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan konsumsi ini berbanding lurus dengan meingkatnya produksi kopi Indonesia pada akhir tahun 2019. Peningkatan konsumsi didukung oleh perkembangan kedai kopi baru yang ekspansif yang membuka ratusan cabang dengan konsep coffee to go shop dengan harga terjangkau sehingga menciptakan tren baru di kalangan anak-anak muda. Pesatnya pertumbuhan kedai kopi di kota-kota besar membuat kopi menjadi semakin dikenal secara luas oleh semua orang tidak memandang usia (Prakosa 2019). Di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, tradisi minum kopi juga telah menjadi budaya turun menurun. Letak geografis Kabupaten ogan komering ulu yang merupakan salah satu daerah penghasil kopi di Sumatra Selatan turut mendorong masyarakat di daerah ini untuk mengkonsumsi minuman kopi. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau besaran produktivitas kopi robusta di OKU Selatan dan tingkat konsumsi rumah tangga akan kopi robusta di OKU Selatan. Penelitian ini menggunakan data deret waktu (timeseries) dan dianalisis menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa tingkat produktivitas Kopi Robusta di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun yang di pengaruhi beberapa faktor alam, pola budidaya dan ketersediaan sarana pendukung di tingkat petani. Namun, produksi kopi mengalami kenaikan seiring dengan tingginya tingkat konsumsi serta tren dan inovasi sajian kopi. Konsumsi dan penjualan kopi tertinggi pada konsumen yang berada pada rentan usia 15-19 tahun dan cenderung menurun seiring bertambahnya usia konsumen.